1.1
Pengertian
Ani-ani
atau ketam merupakan salah satu peralatan tradisional di bidang pertanian
terutama di daerah Jawa dan Sunda yang digunakan untuk memanen padi.
Ani-ani
terbuat dari bambu diameter 10-20 mm, panjang ±10 cm dan pisau baja dengan
ketebalan 1,5-3 mm. Ani-ani dianjurkan digunakan untuk memotong padi varietas
lokal yang berpostur tinggi (Karyono, 2017).
Gambar Ani-ani
Sumber:
Dokumentasi Pribadi
Pada saat memanen atau memotong padi
masyarakat adat tradisional Sunda dan Jawa tidak membenarkan atau melarang
memanen padi menggunakan golok atau arit. Menurut masyarakat tradisional Sunda
yang masih kukuh memangku adat dalam memanen padi mereka percaya bahwa dewi
padi Sari Pohaci Sanghyang Sri berjiwa halus dan lembut sehingga
sangat ketakutan apabila melihat arit atau golok.
Selain itu juga ada
kepercayaan bahwa padi yang akan dipanen, merupakan perwujudan sang dewi,
harus diperlakukan dengan hormat dan lembut dipotong satu persatu, tidak boleh
dibabat secara kasar begitu saja. Sampai sekarang tradisi kepercayaan itu masih
banyak diamalkan oleh sebagian kalangan masyarakat Sunda dan Jawa pada umumnya,
misalnya upacara tradisional panen padi masyarakat Sunda yang disebut Seren
Tahun.
Di
Desa Watuagung sudah sangat jarang digunakan, karena masyarakat sekarang sudah
mulai meninggalkan mitos yang dianggap kurang masuk akal. Untuk penggunaan
ani-ani biasanya hanya untuk menuai Padi Ketan Jawa yang bentuk tanamanya
tinggi sehingga sulit jika memakai sabit. Misalkan memakai sabit pada waktu
perontokan biji padinya menjadi susah karena batang padi yang dipotong terlalu
panjang.
1.2
Manfaat Penggunaan Ani-ani
Berdasarkan
wawancara dengan Bp. Judari salah satu warga Desa Watuagung yang cukup mengerti
pertaniaan, Ani-ani sebenarnya tidak ada manfaat yang spesifik dalam
meningkatkan hasil panen maupun hal lain. Tujuan utamanya adalah untuk
menghargai Dewi Sri yang diibaratkan padi. Manfaat dari penggunaan ani-ani
sendiri hanya terletak pada kemudahan memilah padi siap panen dengan padi yang
masih muda. Karena tidak semua batang padi ikut dipotong tetapi dalam penggunaaan
ani-ani, batang dipotong satu persatu tidak seperti pemanenan menggunakan sabit
yang langsung banyak. Jadi, memudahkan memilah padi yang sudah siap panen dan
yang masih muda.
Gambar Wawancara
dengan Bp. Judari
Sumber: Dokumentasi
Pribadi
1.3 Cara Pakai
Cara pakai dari ani-ani
tidak jauh beda dengan menggunakan alat pemotong lainya, yaitu dengan menekan
mata pisau pada ani-ani, kemudian menempatkan batang padi yang akan dipotong
diantara jari telunjuk dan jari manis. Setelah itu, tarik batang padi tersebut
sampai terpotong.
1.4 Bagian-bagian Ani-ani dan Kapasitas
Pemanenan
Alat panen ani-ani terdiri dari dua bagian utama, yaitu
pisau dan kayu genggaman yang juga tempat meletaknya pisau.
Kapasitas kerja panen secara tradisional diukur dengan
jumlah orangjam yang dibutuhkan tiap hektar. Sebagai contoh panen dengan sabit,
kebutuhan orang jam adalah 148 orang jam/Ha untuk memotong dan mengikat padi.
Ini berarti bila panen dengan sabit dilakukan oleh satu orang pria akan
membutuhkan waktu 148 jam, atau sebaliknya bila ada 148 orang yang memanen
dengan sabit, hanya dibutuhkan 1 jam untuk memanen satu hektar.
Dengan hasil tradisional ini, kehilangan gabah dilapang
diperkirakan berkisar antara 8 sampai 10 persen dari hasil perhektar.
Kehilangan ini diakibatkan oleh gabah yang rontok dari tangkainya atau karena
pencucianpencucian dan terinjak-injak ke dalam tanah. Bila dengan ani-ani padi
dipotong pada 15-20 cm dari ujung malai, sedangkan dengan sabit dipotong
sekitar 10-20 cm dari permukaan tanah.
1.5
Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan
dalam menggunakan ani-ani yaitu padi yang masih muda dan belum siap dipanen
bisa dipilah dan ditinggalkan disawah, dan dipanen setelah siap. Kelebihan lain
untuk jenis padi ketan yang tanamannya tinggi, penggunaan ani-ani akan
mempermudah saat perontokan biji padi. Kemudian harga ani-ani juga sangat
murah, sehingga petani tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membeli alat
ini.
Sedangkan
kelemahanya yaitu memakan waktu yang cukup lama karena dipotong satu persatu,
jika padi yang dipanen banyak dan sudah tua semua butuh banyak tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth,
Roosganda. 2007.“Fenomena Sosiologis Metamorphosis Petani: Ke Arah Keberpihakan
Pada Masyarakat Petani Di Pedesaan Yang Terpinggirkan Terkait Konsep Ekonomi
Kerakyatan”. Dimuat dalam Jurnal Forum
Penelitian Agro Ekonomi. Volume 25 No. 1, Juli 2007 : 29 – 42.
Karyono, Yono.
2017. Cara Pemanenan Padi Dengan Ani-ani.
http://www.mangyono.com. Diakses online
pada tanggal 8 Agustus 2018.
Maqqassary,
Ardi. 2017. “Sosiologi Menurut Para Ahli”. Dimuat dalam e-jurnal. http://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-sosiologi-menurut-para-ahli.html. Diakses Online pada tanggal 8 Agustus
2018.
Pratiwi, Lestari
Eka. 2016. “Modernisasi
Pertanian Dan Pengaruhnya Terhadap Sosial Ekonomi Petani Di Diy Tahun
1968-1984”. Skripsi. Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negri Yogyakarta.
Sartono. 2007. Gadis
Pemetik Padi 1935. Jakarta: Tembi News.
JURNAL REFERENSI PENULISAN LIHAT DISINI
ALASAN PENGANGKATAN TEMA KLIK DISINI
Saya ingin berbagi di sini tentang bagaimana Tuan Pedro memberi saya pinjaman sebesar £820.000,00 untuk memperluas bisnis saya dengan tingkat pengembalian tahunan 2%. Saya sangat bersyukur dan saya pikir saya harus membagikannya di sini. Berikut alamat emailnya: pedroloanss@gmail.com / WhatsApp +393510140339 jika ada di sini yang mencari suku bunga pinjaman yang terjangkau.
BalasHapus